Test test
 

ANGGARAN UNTUK PANTURA SUBANG DINAIKAN

SUBANG- Plt. Bupati Subang Ojang Sohandi menyebutkan dalam Rancangan APBD 2011 ada peluang anggaran untuk wilayah pantura itu mengalami kenaikan. Hanya saja, imbuhnya, saat ini proses pembahasan APBD belum pada lokasi.

"Kita masih bicara dari masing-masing SKPD, belum soal realisasi ke lokasi mana. Tapi insya allah ada kenaikan," kata Ojang Sohandi 

Salah satu asumsi peluang terjadinya peningkatan alokasi anggaran untuk wilayah pantura, Ojang membeberkan, pada tahun 2012 nanti pemerintah fokus pada perbaikan infrastruktur jalan raya yang kondisinya memprihatinkan. "Bicara perbaikan jalan itu ya bicara pantura," imbuhnya.
 

TIGA SISWA SMP PELAKU PEMBUNUHAN
PADA PENEMUAN MAYAT DI IRIGASI SUKARASA

SUBANG-
Misteri penemuan mayat tanpa busana yang diduga korban pembunuhan Minggu (5/2) sekitar pukul 06.00 WIB di irigasi Dusun Kubangjaran Desa Karanganyar Kecamatan Pusakajaya akhirnya terungkap. Setelah  jajaran Satuan Reserse Kriminal Polres Subang berhasil mengamankan 5 orang pelaku yang kesemuanya warga Dusun Lubang Buaya Desa Kotasari Kecamatan Pusakanagara, dan ironisnya tiga orang pelaku masih di bawah umur dan bersekolah di sebuah SMP di Pusakanagara.


Kapolres Subang melalui Kapolsek Pusakanagara Komisaris Cuhlan didampingi Wakapolsek Pusakanagara AKP H Undang SW SH mengatakan, keberhasilan mengungkap peristiwa tersebut berkat adanya seorang saksi mata yang melihat korban dibuang dengan mempergunakan sepeda motor.

“Berbekal dari informasi tersebut, kita kembangkan dan akhirnya berhasil kita amankan lima orang pelakunya. Tiga  di antaranya adalah siswa salah satu SMP yaitu AL (15), KK (15) dan RP (14) sedangkan dua orang lagi yaitu Ade Suherna (23) dan Iwan Gernawan (29) kesemuanya warga kampung Lubangbuaya, “ ujar Kapolsek.

Menurut Kapolsek, awal mula kejadian adalah ketika korban yang hingga kini masih belum diketahui identitasnya tersebut pada minggu dinihari bolak-balik di daerah tersebut. Merasa  curiga korban ditanya oleh warga sekitar apa keperluannya, tetapi jawaban yang disampaikan oleh korban ngawur sehingga menyulut emosi dan berujung penganiayaan.

Ketua RT 01/01 Ujang (40) sempat mencegah agar tidak dianiaya, karena merasa tak dapat menahan amarah warganya, Ujang kemudian menuju ke rumah kepala desa.  Karena tak sempat bertemu dengan kades, Ujang  kemudian menemui Kadus Rohmin (57).

Di  sinilah Ujang sempat merlihat korban diseret dan dibawa ke tempat pengeboran Pertamina. Menurut penuturan Ujang, ketika ditanya korban sempat menjawab dari Karawang mau ke Patrol dan kehilangan dompet kemudian berhenti di sebuah SPBU.

“Setelah dianiaya, Ade dan Iwan kemudian membuang korban ke saluaran irigasi dengan mempergunakan sepeda motor dibantu oleh AL. Sedangkan   otak pelaku penaganiaayaan adalah Iwan Gernawan karena Iwan ini sempat kehilangan sepeda motor,“ ujar Kapolsek. (spr)
 
DESA MANDIRI GOTONG ROYONG

(Oleh : Mang Eep Hidayat)

Desa adalah unit negara terkecil dan mengandung berbagai kebutuhan layaknya sebuah negara untuk menyejahterakan masyarakatnya. Desa membutuhkan kekuatan dan kesinambungan Ipoleksosbudhankamrata. Oleh karena itu, tidak ada sebuah negara dikatakan sejahtera, apa bila masyarakat desanya tidak sejahtera.
            Atas pentingnya posisi desa dalam sebuah Negara dan Daerah sebagai penentu kemajuan Daerah dan Negara, maka Pemda Kabupaten Subang berkepentingan besar untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat desa dalam berbagai bidang pembangunan dengan memfokuskan pembangunan pada penumbuhkembangan desa sesuai dengan arah dan kebijakan pembangunan yang tepat dan benar.
            Upaya Pemda Subang untuk memfokuskan pembangunan desa diistilahkan dengan program “Desa Mandiri Gotong Royong” sebagai penjabaran lebih lanjut dari “Rakyat Subang Gotong Royong Subang Maju” yang merupakan sosialisasi penggalian kembali terhadap nilai-nilai semangat gotong royong.
            Apa dan bagaimana Desa Mandiri Gotong Royong sengaja tidak dituliskan dalam konsepsi ilmiah layaknya sebuah konsep Pemerintah yang selalu disuguhkan kepada khalayak, melainkan ditulis bak sebuah prosa untuk lebih menjelaskan sebuah “nirwana” desa yang diharapkan oleh semua masyarakat yang mencintai bangsanya, tetapi tentu saja tidak meninggalkan detil eksistensi apa yang disebut dengan desa :
            Al kisah tentang sebuah desa yang berada di Kabupaten Lembah Surgawi, bernama Desa Raharja, suatu desa yang aman tentram kertaraharja, repeh, rapih, gemah ripah loh jinawi, sehat lahir dan batin.
            Desa itu dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang dipilih langsung oleh rakyat bernama Eep Hidayat, biasa dipanggil Mang Eep. Beban Pak Kades setelah terpilih tidak begitu berat disebabkan kesadaran politik masyarakat di Desa Raharja cukup baik, Panitia Pilkades tidak memungut biaya yang besar kepada para Calon Kades dan masyarakat pun tidak biasa menerima materi dari para calon kades, yang dilihat oleh masyarakat adalah programnya bukan seberapa besar para calon kades memberikan materi kepada masyarakat. Bilik dan kartu suara yang digunakan juga sangat sederhana tetapi tidak mengurangi rasa khidmat masyarakat untuk memilih calon pemimpin di desa tersebut.
            Masyarakat di Desa Raharja sangat menyadari, bahwa mengapa banyak para pemimpin di desa yang berada di negara lain lupa dan meninggalkan rakyatnya setelah terpilih menjadi pemimpin, hal itu salah satunya disebabkan dalam Pilkades rakyat dibeli putus, memilih karena diberi sesuatu bukan atas dasar program dan keikhlasan untuk membangun desa.
Berbeda dengan para kepala desa di negara lain yang senantiasa berpenampilan formal dan kaku, Mang Eep, sang Kades, basajan saja, sehari-hari senantiasa memakai pakaian tradisional, kampret dan iket sebagai bentuk kecintaan terhadap budaya bangsa yang semakin hari semakin ditinggalkan oleh masyarakat.
            Memakai pakaian seperti itu mulanya tidak cukup mudah di sebuah desa yang sudah terpengaruh oleh kekuatan budaya barat, dibilang kampungan, cepot, dan sebutan lain yang tidak mengenakkan diri. Namun lambat laun masyarakat mulai menyadari akan arti penting penghormatan dan pelestarian terhadap nilai-nilai budaya, karena sesungguhnya budaya mendapat tempat terhormat dalam konstitusi negara, karenanya, barang siapa yang melecehkan budaya bangsa maka sama dengan menghina jati diri bangsanya sendiri.
            Kampret dan iket mulai banyak dikenakan masyarakat, bahkan para pemuka agama pun mulai bangga memakai pakaian asli desa tersebut. Karena hampir seluruh masyarakat memakai kampret dan iket, desa tersebut menjadi terkenal dan menarik minat masyarakat dari desa lain dan bahkan negara lain untuk berkunjung ke Desa Raharja.
            Di Sekolah Dasar, TK, TPA, dan TKA serta Madratsah yang ada di desa tersebut menggunakan pakaian kampret dan iket sebagai salah satu pakaian seragam sekolah. Maka jadilah Desa Raharja sebagai desa yang berwawasan budaya dan tradisi yang tidak menyimpang dari kaidah keagamaan.
            Melihat kekompakkan masyarakat di Desa Raharja, sepertinya seluruh masyarakat di desa tersebut ingin mengatakan kepada Indonesia : Indonesia
Kami jati dirimu
Engkau tidak akan sirna
dan tidak akan hilang selama ada kami
Indonesia
Tegaklah Engkau berdiri dengan kibaran Merah Putihmu
Yang gagah
Yang berani
Yang suci
Karena kami masih ada dan akan selalu ada!
           Suasana tradisisional yang kuat bukan berarti primitif sehingga Desa Raharja terbelakang, sebaliknya Desa Raharja merupakan desa yang maju dalam berbagai bidang pembangunan. Pembentukan karakter masyarakat yang dilakukan oleh sang Kades beserta seluruh stake holder pembangunan di Desa Raharja membuahkan masyarakat yang kuat dalam persatuan dan yang bersatu menjadi kekuatan.
           Masyarakat di Desa Raharja terikat menjadi satu dalam pemikiran, satu dalam wawasan, dan satu dalam perasaan, seorang sakit seluruh merasakan kepahitan, bahu membahu dan tolong menolong menjadi ciri mandiri masyarakat di Desa Raharja.
           Pada suatu hari Bupati Kabupaten Lembah Surgawi, Drs. Ojang Sohandi, Msi yang biasa dipanggil Kang Ojang, berkunjung ke Desa Raharja untuk mengetahui lebih dekat cerita orang tentang kemandirian masyarakat di Desa Raharja yang sudah menjadi buah bibir masyarakat di Kabupaten Lembah Surgawi bahkan kabarnya sudah sampai ke Istana Negara. Pak Ojang, sang Bupati terkagum-kagum ketika melihat suasana tradisional masyarakatnya, dan lebih terkagum-kagum ketika mendengar sambutan sang Kades yang memaparkan data kependudukan dan data-data lainnya sehingga jelas gambaran keadaan Desa Raharja.
           Sang Kades mengetahui pasti tentang berapa jumlah warganya yang lanjut usia, belum mendapat pekerjaan, yang cacat, pedagang, pegawai, dan bahkan jumlah rumah, jumlah industri rumah, dan lain-lain data tentang Desa Raharja. Menurut sang Kades, pendataan dilakukan setiap tahun, sehingga apa bila ada warga pendatang segera diketahui dan langsung dipanggil agar melaporkan maksud dan tujuan datang ke Desa Raharja, apa bila sudah jelas pekerjaanya diperbolehkan tinggal di Desa Raharja, sebaliknya apa bila mencari pekerjaan, sang Kades memperbolehkan menetap selama dua minggu sampai mendapat pekerjaan. Apa bila dalam waktu tersebut belum juga mendapat pekerjaan, maka dipersilakan untuk pulang ke kampung halamannya, biasanya diberikan sumbangan yang dikeluarkan dari dana zakat mal atau infak shadaqah masyarakat. 
            Bupati, Kang Ojang, tersenyum ketika sang Kades bergurau, ”apa bila Pak Bupati datang menyamar ke Desa Raharja, maka akan segera ketahuan, sehingga tidak bisa dengan leluasa mengetahui kekurangan saya sebagai Kepala Desa.”
           Sang Bupati pun balas bergurau, ”saya menyamar bukan untuk mengetahui kekuranganmu wahai kadesku, melainkan untuk memberikan stimulan dana bagi Desa Raharja untuk pendataan yang desamu lakukan setiap tahun, karena keburu ketahuan maka saya tidak jadi memberikan dana tersebut.” Nampaknya keakraban sang Bupati, Kang Ojang, dengan bawahannya merupakan kunci penting semangat sang Kades untuk lebih giat dan rajin serta kreatif dalam membangun desanya.
Makan
           Program pertama Desa Raharja adalah makan, artinya setiap warga Desa Raharja tidak boleh ada yang kelaparan. Semua penduduk miskin terdata dengan sempurna, untuk kaum miskin yang masih muda dan kuat bekerja tidak diberikan sumbangan untuk makan kecuali mereka bekerja melakukan sesuatu, bisa membersihkan parit, jalan dan pekerjaan untuk kepentingan umum lainnya. Sedangkan bagi mereka yang lanjut usia dan cacat sehingga tidak bisa lagi bekerja atau bekerja bakti secara fisik, mereka ditugaskan untuk mendo’akan seluruh warga Desa Raharja agar mendapat berkah dan lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa :             Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang
Bukakanlah pintu cahaya agama, iman, ilmu, amal saleh, rizki, kesehatan
            Tinggikanlah derajat di sisi-Mu
Dan berikanlah berbagai kebaikan kepada kami semua, seluruh warga Desa Raharja
            Semoga seluruh warga Desa Raharja selamat, sukses dan bahagia di dunia maupun di akhirat kelak, amiin.

            Dana untuk Program Makan diambil dari zakat mal, sumbangan umat beragama, dan infaq shadaqah masyarakat serta pengumpulan beras jempitan setiap hari yang diadministrasikan dan dipertanggungjawabkan secara rapih dan benar oleh kelompok  masyarakat yang tergabung dalam Bank Amal Ibadah (KAIDAH) Desa Raharja.
Melihat kebersamaan dan gerakan KAIDAH Desa Raharja yang sangat bermanfaat, maka Bupati, Kang Ojang, memberikan stimulus setiap tahun sebanyak 1 ton beras. Semua dana yang terkumpul digunakan untuk berbagai keperluan amaliyah di luar Program Infrastruktur dengan mengutamakan Program Makan.
Kesehatan
            Setelah tidak ada satu orang pun masyarakat Desa Raharja yang kelaparan dengan Program Makannya, dilanjutkan dengan Program Kesehatan yaitu program yang sangat penting bagi kehidupan, sehat bisa bekerja, sehat bisa beraktifitas, sehat bisa mencari uang, dan sehat adalah harta yang tidak ternilai, ”dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat!”
            Setiap pagi dan sore masyarakat di Desa Raharja selalu membersihkan halaman rumahnya, dan di setiap rumah tersedia tempat sampah organik, pelastik dan kertas sehingga tidak ada sampah yang dibuang ke sungai dan ke tempat-tempat lain yang mengakibatkan sampah bertumpuk dan menimbulkan bau dan penyakit serta pemandangan yang tidak indah.
            Masyarakat di Desa tersebut mahir membuat pupuk organik untuk pertanian baik untuk penyubur tanaman maupun untuk pembasmi hama, tidak heran kalau padi, sayuran dan buah-buahan di desa tersebut menggunakan pupuk organik yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.
            Plastik dikumpulkan setiap satu minggu sekali dan masyarakat sudah bisa memilah mana plastik yang berguna dan yang harus dimusnahkan, demikian juga untuk jenis kertas. Setelah dipilah, sampah-sampah itu dijual dan dananya digunakan untuk usaha pemuda mandiri, sebagian diberikan kepada Bank Amal Ibadah (KAIDAH) Desa Raharja untuk kegiatan sosial yang diatur oleh KAIDAH.
            Setiap satu minggu sekali diadakan kerja bakti gotong royong untuk membersihkan tempat-tempat umum, dan bila musim hujan tiba biasa diadakan gotong royong penanaman pepohonan untuk kenyamanan, keindahan, kesehatan dan kelestarian alam. Di Desa tersebut tidak ada air kotor yang tergenang dan menjadi sarang nyamuk dan tidak ada sedikit pun tempat tumbuh namuk yang biasa bertelor di genangan air bersih yang terdapat pada kaleng bekas atau barang bekas lainnya.
            Lingkungan umum dan rumah serta halamannya yang bersih dan indah membuat masyarakat menjadi sehat ditambah kesadaran ber KB, rutin datang ke Pos Yandu bagi ibu hamil dan yang mempunyai balita, mengikuti kegiatan senam mingguan dan jalan santai bulanan yang tidak hanya diikuti oleh kalangan muda mlainkan diikuti juga oleh kalangan lansia yang sehat-sehat.
            Dalam hal makanan dan minuman, masyarakat sudah menyadari bahaya makanan dan minuman yang mengandung bahan pengawet dan zat pewarna, mereka tidak membiasakan diri memakan makanan dan meminum minuman instan melainkan senantiasa memperhatikan makanan sehat sederhana yang mereka buat sendiri atau yang dibuat para penjaja makanan. Mereka juga mengetahui, bahwa makanan yang mengandung lemak berlebih harus selalu dihindari.
            Kebiasaan banyak meminum air putih yang sudah dimasak telah membudaya pada masyarakat Desa Raharja, sang Kades mengadakan gerakan banyak meminum air putih masak. Tentu saja mereka juga mengetahui pasti, bahwa tidak baik bagi kesehatan kalau menahan kencing karena akan mengakibatkan penyakit yang tidak ringan. Karena itu banyak minum dan tidak menahan kencing telah menjadi kebiasaan baik masyarakat di Desa Raharja.
            Kebiasaan merokok? Masyarakat Desa Raharja tidak ada satu orang pun yang mempunyai kebiasaan merokok, meraka menyadari bahwa asap rokok yang diisap akan mengakibatkan penyakit yang tidak ringan. Karena bahaya merokok diketahui persis, maka masyarakat di Desa Raharja tidak biasa mengguyonkan merokok seolah-olah bermanfaat bagi apa pun.
            Dilaporkan oleh Kepala Desa Raharja, bahwa untuk menguatkan dan mempertahankan tingginya derajat kesehatan masyarakat, maka dibentuklah Forum Masyarakat Peduli Kesehatan, ”Merekalah Pak Bupati, para relawan Desa Raharja sebagai para pahlawan kesehatan masyarakat, bekerja tanpa pamrih dan tanpa mengenal lelah, hasilnya mereka juga sehat dan kalau sehat banyak yang biasa dilakukan.”
            Karena kebiasaan memelihara kesehatan dengan baik, derajat kesehatan masyarakat meningkat dan rata-rata lama hidup menjadi lebih panjang dibandingkan desa-desa lainnya, ”wah...wah...pantas Pak Kades kelihatan fit dan masyarakatnya juga sehat-sehat, semangat lagi,” ungkap Bupati bangga dan tanyanya kepada Pak Kades, ”apakah masih ada unggas yang berkeliaran dan tidak terurus?”
           Ditanya seperti itu, Pak Kades agak malu, karena luput dari perhatian dirinya, ”kesalahan saya Pak Bupati, Insyaallah secepatnya akan dimusyawarahkan dengan Forum Masyarakat Peduli Kesehatan dan masyarakat” jawab Pak Kades konsisten.
”Satu lagi Pak Kades, apakah masyarakat di Desa Pak Kades masih suka berombong-rombongan menjenguk orang sakit di Rumah Sakit? Dan masih biasa tidur di Rumah Sakit bergeletakan?” Tanya Bupati sangat serius.
”Maap Pak Bupati, kelalaian saya,” lagi-lagi Pak Kades konsisten dengan kekurangannya.
Ekonomi
            Tingginya derajat kesehatan masyarakat dan kesadaran besar tentang pentingnya memelihara keehatan berpengaruh besar terhadap taraf kehidupan ekonomi masyarakat, semisal, apa bila di sebuah desa ada 1.000 orang perokok dan masing-masing hanya menghabiskan 6 batang rokok seharga Rp. 3.000,00, maka sebulan masyarakat di desa tersebut menghabiskan Rp. 90.000.000,00, yang berarti setahun Rp. 1.080.000.000,00 (Satu Milyar Delapan Puluh Juta Rupiah). Belum ditambah membeli makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat pewarna atau hal-hal yang kurang berguna.
            Apa bila membeli hal-hal yang kurang berguna ditambahkan termasuk biaya berobat karena kurangnya kesadaran memelihara kesehatan, maka jumlah uang yang dikeluarkan masyarakat jauh di atas Rp. 1.500.000.000,00 (Satu Milyar Lima Ratus Juta Rupiah) per tahunnya.
            Masyarakat di Desa Raharja mengetahui persis, bahwa untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat dimulai dengan  meninggalkan pengeluaran uang yang dianggap kurang berguna seperti merokok dan membeli hal-hal yang kurang berguna. Hal tersebut bisa mengurangi putaran uang di Desa Raharja.
            Selain itu bangga dengan  produk sendiri yang dibuat di desa sendiri merupakan upaya peningkatan ekonomi yang strategis, sebaliknya banyak menjual produksi desa sendiri ke luar desa akan sangat berpengaruh positif terhadap peningkatan taraf ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat di Desa Raharja termasuk anak-anak bangga dengan produksi makanan, minuman dan lain-lain yang dibuat sendiri di Desa Raharja serta sudah pada menyadari bahwa kekuatan ekonomi diukur oleh uang masuk dan uang ke luar, apa bila uang masuk jauh lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran, maka secara ekonomi dapat dikatakan meningkat dan sejahtera.
            Karakter ekonomi masyarakat seperti itu tanpa disadari telah menumbuhkan kesejahteraan bagi masyarakat di Desa Raharja, apa lagi setelah terbentuk Lumbung Ekonomi Desa (LED) yang telah mampu membangun kesadaran yang tingi kepada masyarakat untuk memaksakan diri menabung sehingga lambat laun telah menjadi kebiasaan.
            Pak Bupati bangga karena Desa Raharja sudah mampu menciptakan Program LED sebagai antisipasi terhadap program Pemerintah tentang ekonomi kerakyatan yang senantiasa mengalami kegagalan, sebagai lembaga ekonomi desa, LED telah mendapat kepercayaan penuh dari Bank Jabar dan telah menjadi wadah perbankan masyarakat yang profesional—sedangkan biasanya program ekonomi kerakyatan yang digulirkan Pemerintah jauh dari sifat profesional.
            Mengingat keberhasilan Desa Raharja dalam mengembangkan LED, Bupati kemudian berjanji akan memberikan stimulan setiap tahun baik berupa dana hibah maupun subsidi bunga 1 % bagi LED yang berupaya menambah pinjaman modal kepada Bank untuk meringankan pembayaran. Program Bupati tersebut jelas disambut baik masyarakat di Desa Raharja.
            Selain hal-hal di atas, pilar dasar ekonomi adalah pemeliharaan infrastruktur. Terpeliharanya infrastruktur bisa mencegah banjir, longsor, mencegah kejadian-kejadian bencana yang diakibatkan ulah manusia dan hal tersebut akan sangat berpengaruh positif terhadap kekuatan ekonomi, sebaliknya jika terjadi bencana yang disebabkan oleh ulah tangan manusia, akan sangat berpengaruh buruk terhadap derajat ekonomi masyarakat. Karena hal di atas, infrastruktur di Desa Raharja terpelihara dengan baik melalui kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap pentingnya pemeliharaan infrastruktur.
            Setelah hal-hal di atas dilaksanakan dengan baik, baru kemudian  masyarakat di Desa Raharja mulai menghitung berapa yang didapat dari bekerja dan apa yang bisa dilakukan untuk menghasilkan uang halal. Ketauhidan, semangat, bekerja keras, kreatif, rajin, inovatif, berjuang tanpa mengenal lelah dan putus asa menjadi karakter atau ciri mandiri kekuatan ekonomi masyarakat di Desa Raharja.
Pendidikan
            Karakter ekonomi masyarakat Desa Raharja yang kuat, tangguh dan menjungjung tinggi kebersamaan dan semangat untuk membangun ekonomi masyarakat se desa berbuah kesejahteraan ekonomi. Derajat ekonomi masyarakat yang tinggi membuat kesadaran warga untuk menyekolahkan putera puteri mereka semakin kuat.
            Memang dalam berbagai program Pemerintah secara bertahap menyediakan pendidikan murah bahkan gratis, tetapi ongkos jalan anak baik untuk biaya transportasi maupun jajan serta kebutuhan ekstra lainnya jauh lebih besar dibandingkan dengan Sumbangan Biaya Pendidikan. Beberapa kalangan masyarakat yang mempunyai kekuatan ekonomi, justru memilih sekolah yang memasang tarif cukup mahal.
            Dikaitkan dengan tingkat ekonomi, bukan persoalan murah dan gratisnya, melainkan terjangkau atau tidaknya, bisa terjangkau bila mempunyai kekuatan ekonomi, walaupun gratis tapi kalau biaya transportasi dan kesehariannya tidak terjangkau, sekolah gratis akan banyak ditinggalkan oleh kalangan ekonomi lemah, kecuali Pemerintah menjamin asrama dan makan minumnya bagi yang miskin.
            Bahwa oleh karena itu, kekuatan ekonomi masyarakat memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Kondisi masyarakat di Desa Raharja yang telah mempunyai derajat ekonomi cukup tinggi, dalam menyekolahkan anak-anaknya sudah tidak terpengaruh dengan gratis atau tidaknya menyekolahkan anak, kalaupun kemudian murah dan bahkan gratis, bagi masyarakat Desa Raharja, biaya yang ada digunakan untuk menambah kualitas pendidikan putera-puterinya.
            Sekolah Dasar dibangun secara gotong royong dan diperhatikan setiap tahunnya. SD bukan hanya dijadikan sekolah umum melainkan siangnya dijadikan Sekolah Madratsah, sehingga seluruh anak SD yang ada di Desa Raharja secara otomatis menjadi murid Sekolah Madratsah. Kebersamaan dunia pendidikan umum dan keagamaan ditandai dengan kewajiban anak SD untuk mengikuti pendidikan Sekolah Madratsah. Pada beberapa tempat di desa lain, SD tidak boleh digunakan sekolah agama, akibatnya banyak anak-anak usia SD tertinggal pendidikan keagamannya.  Sedangkan bagi anak-anak di bawah usia SD, ada yang menimba ilmu di Taman Pendidikan Al Qur’an, TKA, PAUD, dan TK.
            Untuk memperhatikan dunia pendidikan di Desa Raharja, atas dasar musyawarah dengan masyarakat, Kepala Desa membentuk Forum Masyarakat Peduli Pendidikan yang bertugas untuk memantau dan memperhatikan anak-anak usia sekolah, mulai hal-hal kecil seperti pembinaan makan minumnya agar tidak mengandung bahan pengawet dan zat pewarna, pembentukan karakter anak agar mencintai produksi sendiri, drop out,  dan menghimpun dana peduli pendidikan masyarakat untuk tujuan membantu anak-anak sekolah yang kurang beruntung di Desa Raharja.
            Karena manfaat kinerja Forum Masyarakat Peduli Pendidikan yang sangat besar bagi peningkatan dunia pendidikan dengan menampilkan kemandirian pendidikan secara gotong royong, Pak Bupati menjadi sangat tertarik, ”ini! Ini! Yang dibutuhkan oleh negara. Pak Kades, saya akan siapkan dana untuk stimulan bagi pembangunan sekolah yang ada di desa ini, dan stimulan bagi Sumbangan Peduli Pendidikan, saya senang, Desa Raharja dibantu bukan karena miskin dan malas, melainkan karena berprestasi dan penuh semangat dalam bekerja keras!” Tandas Pak Bupati bangga.
Infrastruktur
            Program Infrastruktur yang pertama dilakukan oleh masyarakat di Desa Raharja adalah Program Pemeliharaan Infrastruktur yang sudah ada dengan terlebih dahulu menumbuhkembangkan pengetahuan masyarakat tentang arti penting infrastruktur bagi kehidupan dan masa depan Desa Raharja, baik untuk saat ini maupun untuk anak cucu pada masa mendatang.
            Masyarakat di Desa Raharja mengetahui persis, bahwa kalau mempunyai sawah atau kebun di pinggir jalan, bukan mengikis jalan sehingga menjadi berkurang lebarnya, melainkan memundurkan sawahnya atau pagar kebunnya sehingga jalan menjadi lebih lebar dan terpelihara. Masyarakat pun mengetahui persis, apa bila melempar rumput atau kotoran lain dari ladang atau sawahnya ke pinggir jalan akan mengakibatkan bahu jalan menjadi lebih tinggi dibandingkan jalan, sehingga berpengaruh terhadap keruksakan jalan terutama pada musim hujan yang berakibat jalan tergenangi air. Demikian pula, tidak membuat pagar rumah menjorok ke jalan umum yang mengakibatkan penyempitan jalan, sebaliknya memberikan sebagian tanahnya untuk perluasan jalan umum.
            Tanggul-tanggul sungai dipelihara dengan baik, tidak ada satu orang pun yang berani dan tidak merasa malu mendirikan bangunan atau membuat ladang sawah di atas tanggul sungai. Mereka mengetahui pasti bahwa air hujan tidak berkurang setiap tahunnya, dan kalau kondisi tanggul mengecil karena digunakan bangunan atau sawah ladang, maka akan mengakibatkan tanggul jebol yang akan merugikan banyak orang dan dirinya sendiri.
            Di Desa Raharja, mereka yang mempunyai sawah senantiasa memberikan sebagian tanahnya untuk dibuatkan parit agar pada musim hujan bisa menampung air hujan dan dapat mengurangi air bah apa bila datang sewaktu musim hujan.
            Ada itu pun satu dua orang yang tidak mengetahui akibat buruk membuang rumput ke bahu jalan, mengikis tebing jalan umum yang terletak di pinggir sawah, membuat bangunan dan bercocok tanam di atas tanggul, membuat pagar rumah menjorok ke jalan umum, bahkan berladang sawah di sungai ketika musim kering. Tetapi mereka segera menyadari perbuatan yang salah tersebut dan mengembalikan semua itu kepada semula tanpa harus mendapat ganti rugi Pemerintah karena mereka melakukan kesalahan bukan dianjurkan Pemerintah melainkan kesalahan dirinya sendiri.
            Kades Desa Raharja menerangkan kepada sang Bupati, bahwa tidak ada seorang pun warga Desa Raharja yang mencuri kayu di hutan, sebaliknya setiap tahun biasa menanam pepohonan di hutan untuk kelestarian alam, kecuali mengambil ranting-ranting yang sudah patah dan lapuk, dan tidak ada seorang pun warga Desa Raharja yang membabat hutan bakau di pinggir laut untuk dijadikan tambak dan ladang pertanian, semua dipelihara dengan baik.
            Sang Bupati sangat terharu mendengar dan melihat kesadaran warga Desa Raharja dalam melaksanakan Program Pemeliharaan Infrastruktur, sehingga sang Bupati berjanji akan memberikan stimulan kepada desa-desa yang melakukan Program Pemeliharaan Infrastruktur sebagaimana yang dilakukan Desa Raharja. Kemudian sang Bupati tersenyum karena tergambar masa depan yang lebih baik bagi anak cucu warga Desa Raharja, ”kalau seluruh desa seperti ini maka Indonesia tidak akan menangis lagi,” gumam sang Bupati.



 
PERINGATAN HARI BAHASA IBU SEDUNIA TINGKAT KABUPATEN SUBANG
(Diskominfo / Bag. Humas Kab. Subang)

Subang, Menurut Bupati Subang bahwa untuk memperingati bahasa ibu sedunia tidaklah perlu ditetapkan pada 21 Pebruari semata. Sebaiknya diperingati setiap hari dengan mempergunakan Bahasa Sunda dengan sebaik-baiknya sebagai identitas kita semua. Hal tersebut merupakan sambutan Bupati Subang yang dibacakan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kab. Subang, Drs. H. Rahmat Solihin dalam membuka peringatan Bahasa Ibu Sedunia tingkat Kabupaten Subang yang diselenggarakan di Aula Setda Subang, Selasa (21/2/2012). Pada dasarnya ditetapkannya tanggal 21 Pebruari sebagai Hari bahasa Ibu Sedunia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui lembaga UNESCO dalam rangka memelihara budaya yang merupakan sumber daya kearifan manusia dalam berkehidupan.
Selanjutnya disampaikan bahwa Pemkab Subang telah 4 tahun terakhir menyelenggarakan peringatan Hari Bahasa Ibu Sedunia melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga yang bekerjasama dengan MGMP Bahasa. ”Sepertinya Kabupaten Subang adalah kabupaten yang pertama kali memperingati Bahasa Ibu. Hal ini sebagai apresiasi pemerintah kepada harapan pihak-pihak yang peduli akan lestarinya bahasa Sunda yang ada di Subang,” ujar Sekda. Upaya yang dilakukan Pemkab Subang baru sebatas memperingati Bahasa Sunda sebagai bahasa ibu.
Disampaikan pula bahwa di Subang selain Bahasa Sunda ada juga Bahasa Jawa yang dipergunakan oleh sebagian warganya. Namun, lanjutnya, bukan berarti Pemerintah Subang menganaktirikan bahasa daerah lain selain Bahasa Sunda. Pemerintah Subang juga tetap peduli dengan kekayaan bahasa yang dipergunakan oleh warganya.
Untuk itu kepada semua warga mengajak supaya bangga mmpergunakan bahasa ibu dalam keseharian. ”Tidak perlu gengsi atau malu mempergunakan bahasa Sunda. Sudah waktunya kebanggaan mempergunakan bahasa ibu sebagai kekayaan bangsa.
Untuk memeriahkan acara ditampilkan kesenian yang merupakan budaya asli Sunda yang hidup di Subang dan untuk mengisi kegiatan diselenggarakan lomba membaca cerita dalam Bahasa Sunda dan degung yang diikuti oleh siswa dari SMA dan SMK se-Kabupaten Subang. Turut Hadir pada kegiatan ini ialah Kepala Dinas Budparpora, Ading Suherman serta para tokoh Sunda di Subang.
 (Diskominfo / Bag. Humas)