Desa
adalah unit negara terkecil dan mengandung berbagai kebutuhan layaknya
sebuah negara untuk menyejahterakan masyarakatnya. Desa membutuhkan
kekuatan dan kesinambungan Ipoleksosbudhankamrata. Oleh karena itu,
tidak ada sebuah negara dikatakan sejahtera, apa bila masyarakat
desanya tidak sejahtera.
Atas pentingnya posisi desa
dalam sebuah Negara dan Daerah sebagai penentu kemajuan Daerah dan
Negara, maka Pemda Kabupaten Subang berkepentingan besar untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat desa dalam berbagai bidang
pembangunan dengan memfokuskan pembangunan pada penumbuhkembangan desa
sesuai dengan arah dan kebijakan pembangunan yang tepat dan benar.
Upaya Pemda Subang untuk memfokuskan pembangunan desa
diistilahkan dengan program “Desa Mandiri Gotong Royong” sebagai
penjabaran lebih lanjut dari “Rakyat Subang Gotong Royong Subang Maju”
yang merupakan sosialisasi penggalian kembali terhadap nilai-nilai
semangat gotong royong.
Apa dan bagaimana Desa
Mandiri Gotong Royong sengaja tidak dituliskan dalam konsepsi ilmiah
layaknya sebuah konsep Pemerintah yang selalu disuguhkan kepada
khalayak, melainkan ditulis bak sebuah prosa untuk lebih menjelaskan
sebuah “nirwana” desa yang diharapkan oleh semua masyarakat yang
mencintai bangsanya, tetapi tentu saja tidak meninggalkan detil
eksistensi apa yang disebut dengan desa :
Al kisah
tentang sebuah desa yang berada di Kabupaten Lembah Surgawi, bernama
Desa Raharja, suatu desa yang aman tentram kertaraharja, repeh, rapih,
gemah ripah loh jinawi, sehat lahir dan batin.
Desa
itu dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang dipilih langsung oleh rakyat
bernama Eep Hidayat, biasa dipanggil Mang Eep. Beban Pak Kades setelah
terpilih tidak begitu berat disebabkan kesadaran politik masyarakat di
Desa Raharja cukup baik, Panitia Pilkades tidak memungut biaya yang
besar kepada para Calon Kades dan masyarakat pun tidak biasa menerima
materi dari para calon kades, yang dilihat oleh masyarakat adalah
programnya bukan seberapa besar para calon kades memberikan materi
kepada masyarakat. Bilik dan kartu suara yang digunakan juga sangat
sederhana tetapi tidak mengurangi rasa khidmat masyarakat untuk memilih
calon pemimpin di desa tersebut.
Masyarakat di Desa
Raharja sangat menyadari, bahwa mengapa banyak para pemimpin di desa
yang berada di negara lain lupa dan meninggalkan rakyatnya setelah
terpilih menjadi pemimpin, hal itu salah satunya disebabkan
dalam Pilkades rakyat dibeli putus, memilih karena diberi sesuatu bukan atas dasar program dan keikhlasan untuk membangun desa.
Berbeda dengan para kepala desa di negara lain
yang senantiasa berpenampilan formal dan kaku, Mang Eep, sang Kades,
basajan saja, sehari-hari senantiasa memakai pakaian tradisional,
kampret dan
iket sebagai bentuk kecintaan terhadap budaya bangsa yang semakin hari semakin ditinggalkan oleh masyarakat.
Memakai pakaian seperti itu mulanya tidak cukup mudah
di sebuah desa yang sudah terpengaruh oleh kekuatan budaya barat,
dibilang kampungan, cepot, dan sebutan lain yang tidak mengenakkan
diri. Namun lambat laun masyarakat mulai menyadari akan arti penting
penghormatan dan pelestarian terhadap nilai-nilai budaya, karena
sesungguhnya budaya mendapat tempat terhormat dalam konstitusi negara,
karenanya, barang siapa yang melecehkan budaya bangsa maka sama dengan
menghina jati diri bangsanya sendiri.
Kampret dan
iket mulai banyak dikenakan masyarakat, bahkan para pemuka agama pun
mulai bangga memakai pakaian asli desa tersebut. Karena hampir seluruh
masyarakat memakai kampret dan iket, desa tersebut menjadi terkenal dan
menarik minat masyarakat dari desa lain dan bahkan negara lain untuk
berkunjung ke Desa Raharja.
Di Sekolah Dasar, TK,
TPA, dan TKA serta Madratsah yang ada di desa tersebut menggunakan
pakaian kampret dan iket sebagai salah satu pakaian seragam sekolah.
Maka jadilah Desa Raharja sebagai desa yang berwawasan budaya dan
tradisi yang tidak menyimpang dari kaidah keagamaan.
Melihat kekompakkan masyarakat di Desa Raharja, sepertinya seluruh
masyarakat di desa tersebut ingin mengatakan kepada Indonesia :
Indonesia
Kami jati dirimu
Engkau tidak akan sirna
dan tidak akan hilang selama ada kami
Indonesia
Tegaklah Engkau berdiri dengan kibaran Merah Putihmu
Yang gagah
Yang berani
Yang suci
Karena kami masih ada dan akan selalu ada!
Suasana
tradisisional yang kuat bukan berarti primitif sehingga Desa Raharja
terbelakang, sebaliknya Desa Raharja merupakan desa yang maju dalam
berbagai bidang pembangunan. Pembentukan karakter masyarakat yang
dilakukan oleh sang Kades beserta seluruh
stake holder pembangunan di Desa Raharja membuahkan masyarakat yang kuat dalam persatuan dan yang bersatu menjadi kekuatan.
Masyarakat di Desa Raharja terikat
menjadi satu dalam pemikiran, satu dalam wawasan, dan satu dalam
perasaan, seorang sakit seluruh merasakan kepahitan, bahu membahu dan
tolong menolong menjadi ciri mandiri masyarakat di Desa Raharja.
Pada suatu hari Bupati Kabupaten Lembah
Surgawi, Drs. Ojang Sohandi, Msi yang biasa dipanggil Kang Ojang,
berkunjung ke Desa Raharja untuk mengetahui lebih dekat cerita orang
tentang kemandirian masyarakat di Desa Raharja yang sudah menjadi buah
bibir masyarakat di Kabupaten Lembah Surgawi bahkan kabarnya sudah
sampai ke Istana Negara. Pak Ojang, sang Bupati terkagum-kagum ketika
melihat suasana tradisional masyarakatnya, dan lebih terkagum-kagum
ketika mendengar sambutan sang Kades yang memaparkan data kependudukan
dan data-data lainnya sehingga jelas gambaran keadaan Desa Raharja.
Sang Kades mengetahui pasti tentang
berapa jumlah warganya yang lanjut usia, belum mendapat pekerjaan, yang
cacat, pedagang, pegawai, dan bahkan jumlah rumah, jumlah industri
rumah, dan lain-lain data tentang Desa Raharja. Menurut sang Kades,
pendataan dilakukan setiap tahun, sehingga apa bila ada warga pendatang
segera diketahui dan langsung dipanggil agar melaporkan maksud dan
tujuan datang ke Desa Raharja, apa bila sudah jelas pekerjaanya
diperbolehkan tinggal di Desa Raharja, sebaliknya apa bila mencari
pekerjaan, sang Kades memperbolehkan menetap selama dua minggu sampai
mendapat pekerjaan. Apa bila dalam waktu tersebut belum juga mendapat
pekerjaan, maka dipersilakan untuk pulang ke kampung halamannya,
biasanya diberikan sumbangan yang dikeluarkan dari dana zakat mal atau
infak shadaqah masyarakat.
Bupati, Kang Ojang, tersenyum ketika sang Kades bergurau, ”apa bila Pak
Bupati datang menyamar ke Desa Raharja, maka akan segera ketahuan,
sehingga tidak bisa dengan leluasa mengetahui kekurangan saya sebagai
Kepala Desa.”
Sang Bupati pun
balas bergurau, ”saya menyamar bukan untuk mengetahui kekuranganmu wahai
kadesku, melainkan untuk memberikan stimulan dana bagi Desa Raharja
untuk pendataan yang desamu lakukan setiap tahun, karena keburu
ketahuan maka saya tidak jadi memberikan dana tersebut.” Nampaknya
keakraban sang Bupati, Kang Ojang, dengan bawahannya merupakan kunci
penting semangat sang Kades untuk lebih giat dan rajin serta kreatif
dalam membangun desanya.
Makan
Program pertama Desa Raharja
adalah makan, artinya setiap warga Desa Raharja tidak boleh ada yang
kelaparan. Semua penduduk miskin terdata dengan sempurna, untuk kaum
miskin yang masih muda dan kuat bekerja tidak diberikan sumbangan untuk
makan kecuali mereka bekerja melakukan sesuatu, bisa membersihkan
parit, jalan dan pekerjaan untuk kepentingan umum lainnya. Sedangkan
bagi mereka yang lanjut usia dan cacat sehingga tidak bisa lagi bekerja
atau bekerja bakti secara fisik, mereka ditugaskan untuk mendo’akan
seluruh warga Desa Raharja agar mendapat berkah dan lindungan Tuhan
Yang Maha Kuasa :
Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang
Bukakanlah pintu cahaya agama, iman, ilmu, amal saleh, rizki, kesehatan
Tinggikanlah derajat di sisi-Mu
Dan berikanlah berbagai kebaikan kepada kami semua, seluruh warga Desa Raharja
Semoga seluruh warga Desa Raharja selamat, sukses dan bahagia di dunia maupun di akhirat kelak, amiin.
Dana untuk Program Makan diambil dari zakat mal,
sumbangan umat beragama, dan infaq shadaqah masyarakat serta
pengumpulan beras jempitan setiap hari yang diadministrasikan dan
dipertanggungjawabkan secara rapih dan benar oleh kelompok masyarakat
yang tergabung dalam Bank Amal Ibadah (KAIDAH) Desa Raharja.
Melihat kebersamaan dan gerakan KAIDAH Desa Raharja
yang sangat bermanfaat, maka Bupati, Kang Ojang, memberikan stimulus
setiap tahun sebanyak 1 ton beras. Semua dana yang terkumpul digunakan
untuk berbagai keperluan amaliyah di luar Program Infrastruktur dengan
mengutamakan Program Makan.
Kesehatan
Setelah tidak ada satu orang pun masyarakat Desa Raharja yang
kelaparan dengan Program Makannya, dilanjutkan dengan Program Kesehatan
yaitu program yang sangat penting bagi kehidupan, sehat bisa bekerja,
sehat bisa beraktifitas, sehat bisa mencari uang, dan sehat adalah
harta yang tidak ternilai, ”dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang
kuat!”
Setiap pagi dan sore masyarakat di Desa
Raharja selalu membersihkan halaman rumahnya, dan di setiap rumah
tersedia tempat sampah organik, pelastik dan kertas sehingga tidak ada
sampah yang dibuang ke sungai dan ke tempat-tempat lain yang
mengakibatkan sampah bertumpuk dan menimbulkan bau dan penyakit serta
pemandangan yang tidak indah.
Masyarakat di Desa
tersebut mahir membuat pupuk organik untuk pertanian baik untuk
penyubur tanaman maupun untuk pembasmi hama, tidak heran kalau padi,
sayuran dan buah-buahan di desa tersebut menggunakan pupuk organik yang
sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Plastik
dikumpulkan setiap satu minggu sekali dan masyarakat sudah bisa memilah
mana plastik yang berguna dan yang harus dimusnahkan, demikian juga
untuk jenis kertas. Setelah dipilah, sampah-sampah itu dijual dan
dananya digunakan untuk usaha pemuda mandiri, sebagian diberikan kepada
Bank Amal Ibadah (KAIDAH) Desa Raharja untuk kegiatan sosial yang
diatur oleh KAIDAH.
Setiap satu minggu sekali
diadakan kerja bakti gotong royong untuk membersihkan tempat-tempat
umum, dan bila musim hujan tiba biasa diadakan gotong royong penanaman
pepohonan untuk kenyamanan, keindahan, kesehatan dan kelestarian alam.
Di Desa tersebut tidak ada air kotor yang tergenang dan menjadi sarang
nyamuk dan tidak ada sedikit pun tempat tumbuh namuk yang biasa
bertelor di genangan air bersih yang terdapat pada kaleng bekas atau
barang bekas lainnya.
Lingkungan umum dan rumah serta
halamannya yang bersih dan indah membuat masyarakat menjadi sehat
ditambah kesadaran ber KB, rutin datang ke Pos Yandu bagi ibu hamil dan
yang mempunyai balita, mengikuti kegiatan senam mingguan dan jalan
santai bulanan yang tidak hanya diikuti oleh kalangan muda mlainkan
diikuti juga oleh kalangan lansia yang sehat-sehat.
Dalam hal makanan dan minuman, masyarakat sudah menyadari bahaya
makanan dan minuman yang mengandung bahan pengawet dan zat pewarna,
mereka tidak membiasakan diri memakan makanan dan meminum minuman
instan melainkan senantiasa memperhatikan makanan sehat sederhana yang
mereka buat sendiri atau yang dibuat para penjaja makanan. Mereka juga
mengetahui, bahwa makanan yang mengandung lemak berlebih harus selalu
dihindari.
Kebiasaan banyak meminum air putih yang
sudah dimasak telah membudaya pada masyarakat Desa Raharja, sang Kades
mengadakan gerakan banyak meminum air putih masak. Tentu saja mereka
juga mengetahui pasti, bahwa tidak baik bagi kesehatan kalau menahan
kencing karena akan mengakibatkan penyakit yang tidak ringan. Karena
itu banyak minum dan tidak menahan kencing telah menjadi kebiasaan baik
masyarakat di Desa Raharja.
Kebiasaan merokok?
Masyarakat Desa Raharja tidak ada satu orang pun yang mempunyai
kebiasaan merokok, meraka menyadari bahwa asap rokok yang diisap akan
mengakibatkan penyakit yang tidak ringan. Karena bahaya merokok
diketahui persis, maka masyarakat di Desa Raharja tidak biasa
mengguyonkan merokok seolah-olah bermanfaat bagi apa pun.
Dilaporkan oleh Kepala Desa Raharja, bahwa untuk menguatkan
dan mempertahankan tingginya derajat kesehatan masyarakat, maka
dibentuklah Forum Masyarakat Peduli Kesehatan, ”Merekalah Pak Bupati,
para relawan Desa Raharja sebagai para pahlawan kesehatan masyarakat,
bekerja tanpa pamrih dan tanpa mengenal lelah, hasilnya mereka juga
sehat dan kalau sehat banyak yang biasa dilakukan.”
Karena kebiasaan memelihara kesehatan dengan baik, derajat kesehatan
masyarakat meningkat dan rata-rata lama hidup menjadi lebih panjang
dibandingkan desa-desa lainnya, ”wah...wah...pantas Pak Kades kelihatan
fit dan masyarakatnya juga sehat-sehat, semangat lagi,” ungkap Bupati
bangga dan tanyanya kepada Pak Kades, ”apakah masih ada unggas yang
berkeliaran dan tidak terurus?”
Ditanya seperti itu, Pak Kades agak malu, karena luput dari
perhatian dirinya, ”kesalahan saya Pak Bupati, Insyaallah secepatnya
akan dimusyawarahkan dengan Forum Masyarakat Peduli Kesehatan dan
masyarakat” jawab Pak Kades konsisten.
”Satu lagi Pak Kades,
apakah masyarakat di Desa Pak Kades masih suka berombong-rombongan
menjenguk orang sakit di Rumah Sakit? Dan masih biasa tidur di Rumah
Sakit bergeletakan?” Tanya Bupati sangat serius.
”Maap Pak Bupati, kelalaian saya,” lagi-lagi Pak Kades konsisten dengan kekurangannya.
Ekonomi
Tingginya derajat kesehatan masyarakat dan kesadaran besar tentang
pentingnya memelihara keehatan berpengaruh besar terhadap taraf
kehidupan ekonomi masyarakat, semisal, apa bila di sebuah desa ada
1.000 orang perokok dan masing-masing hanya menghabiskan 6 batang rokok
seharga Rp. 3.000,00, maka sebulan masyarakat di desa tersebut
menghabiskan Rp. 90.000.000,00, yang berarti setahun Rp.
1.080.000.000,00 (Satu Milyar Delapan Puluh Juta Rupiah). Belum ditambah
membeli makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat pewarna atau
hal-hal yang kurang berguna.
Apa bila membeli
hal-hal yang kurang berguna ditambahkan termasuk biaya berobat karena
kurangnya kesadaran memelihara kesehatan, maka jumlah uang yang
dikeluarkan masyarakat jauh di atas Rp. 1.500.000.000,00 (Satu Milyar
Lima Ratus Juta Rupiah) per tahunnya.
Masyarakat di
Desa Raharja mengetahui persis, bahwa untuk meningkatkan taraf ekonomi
masyarakat dimulai dengan meninggalkan pengeluaran uang yang dianggap
kurang berguna seperti merokok dan membeli hal-hal yang kurang berguna.
Hal tersebut bisa mengurangi putaran uang di Desa Raharja.
Selain itu bangga dengan produk sendiri yang dibuat di
desa sendiri merupakan upaya peningkatan ekonomi yang strategis,
sebaliknya banyak menjual produksi desa sendiri ke luar desa akan sangat
berpengaruh positif terhadap peningkatan taraf ekonomi masyarakat.
Oleh karena itu, masyarakat di Desa Raharja termasuk anak-anak bangga
dengan produksi makanan, minuman dan lain-lain yang dibuat sendiri di
Desa Raharja serta sudah pada menyadari bahwa kekuatan ekonomi diukur
oleh uang masuk dan uang ke luar, apa bila uang masuk jauh lebih besar
dibandingkan dengan pengeluaran, maka secara ekonomi dapat dikatakan
meningkat dan sejahtera.
Karakter ekonomi masyarakat
seperti itu tanpa disadari telah menumbuhkan kesejahteraan bagi
masyarakat di Desa Raharja, apa lagi setelah terbentuk Lumbung Ekonomi
Desa (LED) yang telah mampu membangun kesadaran yang tingi kepada
masyarakat untuk memaksakan diri menabung sehingga lambat laun telah
menjadi kebiasaan.
Pak Bupati bangga karena Desa
Raharja sudah mampu menciptakan Program LED sebagai antisipasi terhadap
program Pemerintah tentang ekonomi kerakyatan yang senantiasa
mengalami kegagalan, sebagai lembaga ekonomi desa, LED telah mendapat
kepercayaan penuh dari Bank Jabar dan telah menjadi wadah perbankan
masyarakat yang profesional—sedangkan biasanya program ekonomi
kerakyatan yang digulirkan Pemerintah jauh dari sifat profesional.
Mengingat keberhasilan Desa Raharja dalam mengembangkan
LED, Bupati kemudian berjanji akan memberikan stimulan setiap tahun
baik berupa dana hibah maupun subsidi bunga 1 % bagi LED yang berupaya
menambah pinjaman modal kepada Bank untuk meringankan pembayaran.
Program Bupati tersebut jelas disambut baik masyarakat di Desa Raharja.
Selain hal-hal di atas, pilar dasar ekonomi adalah
pemeliharaan infrastruktur. Terpeliharanya infrastruktur bisa mencegah
banjir, longsor, mencegah kejadian-kejadian bencana yang diakibatkan
ulah manusia dan hal tersebut akan sangat berpengaruh positif terhadap
kekuatan ekonomi, sebaliknya jika terjadi bencana yang disebabkan oleh
ulah tangan manusia, akan sangat berpengaruh buruk terhadap derajat
ekonomi masyarakat. Karena hal di atas, infrastruktur di Desa Raharja
terpelihara dengan baik melalui kesadaran masyarakat yang tinggi
terhadap pentingnya pemeliharaan infrastruktur.
Setelah hal-hal di atas dilaksanakan dengan baik, baru kemudian
masyarakat di Desa Raharja mulai menghitung berapa yang didapat dari
bekerja dan apa yang bisa dilakukan untuk menghasilkan uang halal.
Ketauhidan, semangat, bekerja keras, kreatif, rajin, inovatif, berjuang
tanpa mengenal lelah dan putus asa menjadi karakter atau ciri mandiri
kekuatan ekonomi masyarakat di Desa Raharja.
Pendidikan
Karakter ekonomi masyarakat Desa Raharja yang kuat, tangguh dan
menjungjung tinggi kebersamaan dan semangat untuk membangun ekonomi
masyarakat se desa berbuah kesejahteraan ekonomi. Derajat ekonomi
masyarakat yang tinggi membuat kesadaran warga untuk menyekolahkan
putera puteri mereka semakin kuat.
Memang dalam
berbagai program Pemerintah secara bertahap menyediakan pendidikan murah
bahkan gratis, tetapi ongkos jalan anak baik untuk biaya transportasi
maupun jajan serta kebutuhan ekstra lainnya jauh lebih besar
dibandingkan dengan Sumbangan Biaya Pendidikan. Beberapa kalangan
masyarakat yang mempunyai kekuatan ekonomi, justru memilih sekolah yang
memasang tarif cukup mahal.
Dikaitkan dengan tingkat
ekonomi, bukan persoalan murah dan gratisnya, melainkan terjangkau
atau tidaknya, bisa terjangkau bila mempunyai kekuatan ekonomi, walaupun
gratis tapi kalau biaya transportasi dan kesehariannya tidak
terjangkau, sekolah gratis akan banyak ditinggalkan oleh kalangan
ekonomi lemah, kecuali Pemerintah menjamin asrama dan makan minumnya
bagi yang miskin.
Bahwa oleh karena itu, kekuatan
ekonomi masyarakat memegang peranan penting dalam dunia pendidikan.
Kondisi masyarakat di Desa Raharja yang telah mempunyai derajat ekonomi
cukup tinggi, dalam menyekolahkan anak-anaknya sudah tidak terpengaruh
dengan gratis atau tidaknya menyekolahkan anak, kalaupun kemudian
murah dan bahkan gratis, bagi masyarakat Desa Raharja, biaya yang ada
digunakan untuk menambah kualitas pendidikan putera-puterinya.
Sekolah Dasar dibangun secara gotong royong dan
diperhatikan setiap tahunnya. SD bukan hanya dijadikan sekolah umum
melainkan siangnya dijadikan Sekolah Madratsah, sehingga seluruh anak
SD yang ada di Desa Raharja secara otomatis menjadi murid Sekolah
Madratsah. Kebersamaan dunia pendidikan umum dan keagamaan ditandai
dengan kewajiban anak SD untuk mengikuti pendidikan Sekolah Madratsah.
Pada beberapa tempat di desa lain, SD tidak boleh digunakan sekolah
agama, akibatnya banyak anak-anak usia SD tertinggal pendidikan
keagamannya. Sedangkan bagi anak-anak di bawah usia SD, ada yang
menimba ilmu di Taman Pendidikan Al Qur’an, TKA, PAUD, dan TK.
Untuk memperhatikan dunia pendidikan di Desa Raharja, atas
dasar musyawarah dengan masyarakat, Kepala Desa membentuk Forum
Masyarakat Peduli Pendidikan yang bertugas untuk memantau dan
memperhatikan anak-anak usia sekolah, mulai hal-hal kecil seperti
pembinaan makan minumnya agar tidak mengandung bahan pengawet dan zat
pewarna, pembentukan karakter anak agar mencintai produksi sendiri, drop
out, dan menghimpun dana peduli pendidikan masyarakat untuk tujuan
membantu anak-anak sekolah yang kurang beruntung di Desa Raharja.
Karena manfaat kinerja Forum Masyarakat Peduli Pendidikan
yang sangat besar bagi peningkatan dunia pendidikan dengan menampilkan
kemandirian pendidikan secara gotong royong, Pak Bupati menjadi sangat
tertarik, ”ini! Ini! Yang dibutuhkan oleh negara. Pak Kades, saya akan
siapkan dana untuk stimulan bagi pembangunan sekolah yang ada di desa
ini, dan stimulan bagi Sumbangan Peduli Pendidikan, saya senang, Desa
Raharja dibantu bukan karena miskin dan malas, melainkan karena
berprestasi dan penuh semangat dalam bekerja keras!” Tandas Pak Bupati
bangga.
Infrastruktur
Program Infrastruktur yang pertama dilakukan oleh masyarakat di Desa Raharja adalah
Program Pemeliharaan Infrastruktur
yang sudah ada dengan terlebih dahulu menumbuhkembangkan pengetahuan
masyarakat tentang arti penting infrastruktur bagi kehidupan dan masa
depan Desa Raharja, baik untuk saat ini maupun untuk anak cucu pada
masa mendatang.
Masyarakat di Desa Raharja mengetahui
persis, bahwa kalau mempunyai sawah atau kebun di pinggir jalan, bukan
mengikis jalan sehingga menjadi berkurang lebarnya, melainkan
memundurkan sawahnya atau pagar kebunnya sehingga jalan menjadi lebih
lebar dan terpelihara. Masyarakat pun mengetahui persis, apa bila
melempar rumput atau kotoran lain dari ladang atau sawahnya ke pinggir
jalan akan mengakibatkan bahu jalan menjadi lebih tinggi dibandingkan
jalan, sehingga berpengaruh terhadap keruksakan jalan terutama pada
musim hujan yang berakibat jalan tergenangi air. Demikian pula, tidak
membuat pagar rumah menjorok ke jalan umum yang mengakibatkan
penyempitan jalan, sebaliknya memberikan sebagian tanahnya untuk
perluasan jalan umum.
Tanggul-tanggul sungai
dipelihara dengan baik, tidak ada satu orang pun yang berani dan tidak
merasa malu mendirikan bangunan atau membuat ladang sawah di atas
tanggul sungai. Mereka mengetahui pasti bahwa air hujan tidak berkurang
setiap tahunnya, dan kalau kondisi tanggul mengecil karena digunakan
bangunan atau sawah ladang, maka akan mengakibatkan tanggul jebol yang
akan merugikan banyak orang dan dirinya sendiri.
Di
Desa Raharja, mereka yang mempunyai sawah senantiasa memberikan
sebagian tanahnya untuk dibuatkan parit agar pada musim hujan bisa
menampung air hujan dan dapat mengurangi air bah apa bila datang
sewaktu musim hujan.
Ada itu pun satu dua orang yang
tidak mengetahui akibat buruk membuang rumput ke bahu jalan, mengikis
tebing jalan umum yang terletak di pinggir sawah, membuat bangunan dan
bercocok tanam di atas tanggul, membuat pagar rumah menjorok ke jalan
umum, bahkan berladang sawah di sungai ketika musim kering. Tetapi
mereka segera menyadari perbuatan yang salah tersebut dan mengembalikan
semua itu kepada semula tanpa harus mendapat ganti rugi Pemerintah
karena mereka melakukan kesalahan bukan dianjurkan Pemerintah melainkan
kesalahan dirinya sendiri.
Kades Desa Raharja
menerangkan kepada sang Bupati, bahwa tidak ada seorang pun warga Desa
Raharja yang mencuri kayu di hutan, sebaliknya setiap tahun biasa
menanam pepohonan di hutan untuk kelestarian alam, kecuali mengambil
ranting-ranting yang sudah patah dan lapuk, dan tidak ada seorang pun
warga Desa Raharja yang membabat hutan bakau di pinggir laut untuk
dijadikan tambak dan ladang pertanian, semua dipelihara dengan baik.
Sang Bupati sangat terharu mendengar
dan melihat kesadaran warga Desa Raharja dalam melaksanakan Program
Pemeliharaan Infrastruktur, sehingga sang Bupati berjanji akan
memberikan stimulan kepada desa-desa yang melakukan Program Pemeliharaan
Infrastruktur sebagaimana yang dilakukan Desa Raharja. Kemudian sang
Bupati tersenyum karena tergambar masa depan yang lebih baik bagi anak
cucu warga Desa Raharja, ”kalau seluruh desa seperti ini maka Indonesia
tidak akan menangis lagi,” gumam sang Bupati.